BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era modern saat ini, perkembangan kemajuan sudah tersebar kesegala arah melalui berbagai media-media yang menjadi penghubung informasi perkembangan kemajuan tersebut. Hasil daripada itu semua berimbas pada masyarakat dunia saat ini, yang menimbulkan persaingan dari segala bidang sangat ketat antar bangsa. Untuk terus maju melangkah menuju perkembangan dalam Era maju ini, dibutuhkan tidak hanya sedikit perubahan-perubahan aspek kemajuan bangsa, salah satu dari itu semua adalah Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi bisa dijadikan kunci sebagai sarana mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera. Seperti halnya negara-negara berkembang saat ini, dukungan dari kualitas Sumber Daya Manusia yang tinggi sangat mempengaruhi kemajuan pembangunan dan teknologi yang berkembang bagai air yang mengalir terus tampa hambatan. Dengan jalan tersebut, setiap negara bisa mulai berani untuk merangkak menuju singgasana kemajuan global dunia.
Di dalam tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 th 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pemprop Jatim, 2003:6)
Sebuah Implementasi dari Undang-undang tersebut, pemerintah mulai mengasah kreativitas mereka guna menemukan kebijakan-kebijakan untuk membantu menuju pendidikan masyarakat yang lebih maju. Salah satunya sekarang ini yang sudah menyebar dalam masyarakat adalah BOS. Hal ini diperkuat dalam penjelasan dari Buku Panduan BOS 2009, yang berbunyi sebagai berikut :
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan dalam percepatan pencapaian program Wajib Belajar 9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009, pemerintah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi BOS. Program BOS ke depan bukan hanya berperan untuk mempertahankan APK (Angka Partisipasi Kasar), namun harus juga berkontribusi penting untuk peningkatan mutu pendidikan dasar. Selain itu, dengan biaya satuan BOS yang telah dinaikkan secara signifikan, program ini akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan dasar. (Depdiknas, 2009:iii)
Bantuan Operasional Sekolah atau BOS datang bagai angin segar yang menyejukkan sebagian beban dan kekawatiran orangtua siswa. Umumnya orangtua siswa memahami dengan adanya BOS, mereka tidak perlu lagi merogoh saku guna mengeluarkan biaya apapun untuk pendidikan anak mereka. Namun kenyataannya tidak demikian, meski BOS telah bergulir, bahkan tahun 2009 nominalnya lebih besar sampai sekarang, tapi kenyataan yang berlangsung di lapangan tidak demikian. Orangtua siswa masih harus mengeluarkan beberapa lembar uang untuk biaya membeli buku non paket, seragam olahraga, serta kegiatan lain seperti ekstra kulikuler sekolah dan les tambahan bagi siswa kelas III misalnya.
Dan masih banyak sekali peristiwa di lapangan yang menimbulkan berbagai persepsi orang tua tentang pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dari tingkat persepsi positif dan negatif mereka tentang BOS. Semua hal itu timbul karena pengetahuan mereka tentang pergolakan BOS, bisa dari pihak sekolahan yang masih menarik iuran atau dana seperti yang dijelaskan di atas. Hal seperti itulah yang banyak menimbulkan keanekaragaman persepsi yang timbul dari orang tua siswa.
Di lihat dari tujuan pemerintah mengocorkan dana BOS yaitu salah satunya guna membantu meringankan beban orang tua siswa yang kurang mampu membiayai anaknya, supaya anak mereka tetap bisa mengenyam bangku pendidikan dan mengejar cita-cita dalam angan-angan anak mereka. Dari pihak orang tua pun kini harus mulai untuk berkomitmen lebih dalam memikirkan kemajuan pendidikan anak mereka. Tidak hanya cukup dengan memberi uang saku, orang tua siswa juga perlu menuntun jalannya arah kemajuan siswa. Karena pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah kaeatas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Bahkan orang tua dengan keadaan seperti itu, tidak pusing-pusing untuk mengeluarkan isi dompetnya guna mendukung anak mereka supaya jadi generasi yang mereka inginkan. Namun berbeda dengan anak-anak yang mempunyai orang tua dengan latar belakang ekonomi rendah, keadan mereka kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dan pendidikan pun bertujuan yang sangat mulia, dimana kegiatan belajar sebagai proses yang beraktivitas dalam rangka usaha sadar yang tentunya mempunyai tujuan yang hendak dicapai, dengan kita memperhatikan pendidikan anak-anak penerus atau calon pemimpin bangsa, maka Tuhan pun akan memperhatikan bangsa ini. Sesuai dalam firman Allah (Qs, An Nur: 35) sebagai berikut:
Artinya: “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”
Namun semua itu tidak selicin yang diinginkan, tingkat ekonomi orang tua menjadi sebuah persoalan yang tidak gampang, karena dari situ siswa dapat terlihat dimana mereka lebih memiliki alat penunjang bagi orang tua yang mampu, sedang bagi siswa dengan keadaan orang tua yang kurang mampu terlihat sekali dalam ketersediaan alat penunjang masih sedikit bahkan tak jarang ditemukan mereka tidak mempunyai alt penunjang apapun.
Situasi tersebut juga berhembus di MTs N Salatiga, dimana bermacam-macam kondisi ekonomi orang tua yang berbeda. Kemudian denagn adanya subsidi pemerintah untuk pendidikan yang dinamakan dengan BOS, menimbulkan keragaman persesi orang tua yang dikarenakan realitas yang ada dilapangan. Keadaan tersebut bisa mempengaruhi tingkat tinggi-rendahnya komitmen orang tua dalam membiayai pendidikan anak.
Berkaitan dengan ulasan yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengambil judul skripsi: “PENGARUH PERSEPSI ORANG TUA TENTANG BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DAN TINGKAT EKONOMI MEREKA TERHADAP KOMITMEN MEMBIAYAI PENDIDIKAN ANAK (Studi Kasus Siswa Kelas II MTs N Salatiga)”.
B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah persepsi orang tua siswa MTs Negeri Salatiga tentang Bantuan Operasional Sekoah (BOS) mempengaruhi komitmen membiayai anak?
2. Apakah tingkat ekonomi orang tua siswa Mts Negeri Salatiga mempengaruhi komitmen membiayai pendidikan anak?
3. Apakah persepsi orang tua siswa MTs Negeri Salatiga tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan tingkat ekonomi mereka mempengaruhi komitmen Membiayai Pendidikan Anak?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mencapai:
1. Untuk mengetahui apakah persepsi orang tua siswa MTs Negeri Salatiga tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mempengaruhi komitmen membiayai anak.
2. Untuk mengetahui apakah tingkat ekonomi orang tua siswa MTs Negeri Salatiga mempengaruhi komitmen membiayai pendidikan anak.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh persepsi orang tua tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan tingkat ekonomi mereka terhadap komitmen membiayai pendidikan anak.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Suharsimi (1987:67), “Hipotesi adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Persepsi mengenai penggunaan dana Bantuan Operasional Sekoah berpengaruh terhadap komitmen orang tua siswa MTs Negeri Salatiga dalam membiayai pendidikan anak.
2. Tingkat ekonomi berpengaruh terhadap komitmen orang tua siswa MTs Negeri Salatiga dalam membiayai pendidikan anak.
3. Persepsi tentang Bantuan Operasional Sekoah (BOS), tingkat ekonomi berpengaruh terhadap komitmen orang tua siswa MTs Negeri Salatiga dalam membiayai pendidikan anak.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada beberapa pihak antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini, Peneliti kemudian dapat mengetahui berbagai bentuk persepi dari orang tua siswa tentang kebijakan adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan mengetahui hubungan persepsi tersebut dengan kondisi ekonomi mereka terhadap seberapa besar komitmen membiayai pendidikan anak-anaknya.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sekali bagi penulis, sehingga penulis mulai mengerti begitu tanggapnya atau responnya masyarakat khususnya mereka yang anak-anaknya berada di bangku pendidikan, terhadap berbagai kebijakan apapun yang dikeluarkan oleh pemerintah bagi rakyat.
Kemudian penulis memperoleh tidak sedikit pengalaman yang berharga dari penelitian ini, salah satunya dengan sedikit mengelus dada, penulis mulai mengetahui dari pintu ke pintu dimana mereka sebagai orang tua dengan kondisi ekonomi termasuk kedalam golongan menengah kebawah, mereka masih tetap berjuang dengan gigih untuk selalu menanamkan dalam dada mereka agar tetap berkomitmen besar dalam mencerdaskan anak mereka.
b. Manfaat Bagi Sekolahan
Dengan hasil penelitian ini, isi dari permasalahan penelitian dapat digunakan sebagai data dasar untuk menentukan pengembangan sekolah di masa mendatang. Menyadarkan semua pihak sekolah (langsung/tidak langsung) bahwa masih banyak wali murid dengan tingkat sosial-ekonomi menengah kebawah yang masih penuh harapan untuk mendukung pendidikan anak mereka. Sehingga lebih bisa menemukan jalan penyelesaian (solusi) yang terbaik. Dan lebih bisa mengalokasikan bantuan pemerintah sebagaimana layaknya.
c. Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil tulisan ini dapat dijadikan sebuah harapan bagi masyarakat untuk lebih bisa dipandang oleh pihak sekolahan dan pemerintah. Dan juga masyarakat yang menjadi orang tua bagi anak-anak mereka, semoga lebih bisa semangat berkomitmen tinggi dalam membiayai dan mencerdaskan anak mereka.
F. Variabel Penelitian
Ada tiga variabel dalam penelitian ini, namun terbagi dalam dua macam variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua, yaitu: Persepsi orang tua tentang BOS, diberi simbol dan tingkat ekonomi orang tua yang selanjutnya diberi simbol . Variabel terikat dalam penelitian ini adalah komitmen membiayai sekolah anak, yang selanjutnya diberi simbol Y.
G. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi sebuah kekeliruan dalam pengertian dan penafsiran terhadap judul skripsi penelitian ini, dibawah penulis cantumkan penjelasan dari beberapa istilah judul tersebut, yaitu:
1. Persepsi Orang Tua Tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Menurut Jalaludin Rakhmat (2001:51), berpendapat bahwa “persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpan informasi dan manafsirkan pesan”.
Davidoff (1998:233) mengatakan bahwa dengan persepsi individu dapat menyadari, mengerti tentang keadaan lingkungan di sekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Persepsi merupakan pandangan atau tanggapan seseorang terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia atau hal-hal yang diterimanya sehari-hari.
Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
Persepsi orang tua sama halnya dengan pandangan atau tanggapan yang timbul dalam pikiran orang tua yang didasari karena keadaan lingkungan sekitar yang berkembang. Respon memberikan hasil atau mempunyai bagian positif dan negatif dalam obyek yang direspon. Sehingga persepsi orang tua tentang BOS adalah pandangan atau tanggapan orang tua terhadap Bantuan Operasional Sekolah
Dari pengertian Kamus Umum Bahasa Indonesia bahwa “bantuan adalah dana (persediaan uang) untuk membantu usaha” (Poerwodarminto, 1982:90). Dalam konteks ini yang berkaitan dengan operasional sekolah yaitu usaha uluran tangan dari pemerintah yang telah diberikan pada setiap sekolahan guna mengembangkan sekolah sebagai tempat untuk menuntut ilmu bagi semua kalangan masyarakat yang membutuhkan kemajuan pendidikan, baik dari kalangan tidak mampu sekalipun.
Hasil dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program sekolah gratis, namun program tersebut masih global yang akhirnya di kalangan masyarakat menuai persepsi yang bervariasi. Sebagian masyarakat masih menilai bila penerapan program sekolah gratis mengartikan bebas dari segala Jenis pembayaran yang diterapkan pihak sekolah dan sebagian lagi bebas SPP saja.
Jadi dari macam-macam pendapat yang memberikan pengertian terhadap persepsi, dapat diketahui bahwa persepsi adalah sebuah anggapan, penilaian, atau pandangan yang datang dari suatu keadaan yang menarik perhatian orang untuk memberikan partisipasi argumen baik secara langsung atau tidak langsung.
2. Tingkat Ekonomi
“Tingkat (= Tingkatan) adalah tinggi rendah martabat (kedudukan, jabatan, kemajuan, peradaban dsb); pangkat; derajat; taraf; kelas” (Poerwadarminta, 2006:1280). Sosial adalah (segala sesuatu) mengenai masyarakat, kemasyarakatan” (Poerwadarminta, 2006:1141).
Diambil dari penjelasan Kamus Bahasa Indonesia, ekonomi mempunyai arti :
Ekonomi adalah pengetahuan dan penyelidikan mengenai asas-asas penghasilan (produksi), pembagian (distribusi), pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan, perindustrian, perdagangan); urusan keuangan rumah tangga. (Poerwadarminta, 2006:312).
Jadi dari pengertian setiap kata di atas, Tingkat ekonomi dapat diartikan dengan tinggi rendahnya keadaan atau latar belakang dan ekonomi dari suatu keluarga dalam lingkungannya yang berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga. Dan dalam era modern saat ini tingkat ekonomi dijadikan sebagai tolak ukur kemakmuran seseorang.
3. Komitmen Membiayai Pendidikan Anak
“Komitmen adalah perjanjian untuk melakukan sesuatu, kesanggupan” (Poerwadarminta, 2006:608).
“Membiayai adalah membelanjai, mengeluarkan uang untuk biaya” (Poerwadarminta, 2006:153-154).
“Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran (menurut tingkatnya)”. (Poerwadarminta, 2006:1054).
“Anak adalah turunan yang kedua; manusia yang masih kecil (baru berumur 6 tahun); orang yang berasal dari atau dilahirkan di (suatu negeri, daerah dan sebagainya)” (Poerwadarminta, 2006:35).
Dalam penulisan ini yang dimaksud dengan komitmen membiayai pendidikan anak adalah semangat untuk terus menerus mendukung anak mereka guna mencapai kecerdasan dan mengejar cita-cita yang tinggi. Dan juga selalu membina dan memikirkan pergolakan pendidikan anak mereka.
H. Indikator Variabel
Dalam tiga variabel yang berkorelasi, terdapat masing-masing indikator dalam variabel tersebut, yaitu:
1. Persepsi orang tua tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah:
a. Pengetahuan orang tua siswa MTs Negeri Salatiga terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
b. Tanggapan orang tua siswa MTs Negeri Salatiga tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
2. Tingkat ekonomi orang tua
a. Tinggi rendahnya kedudukan orang tua mengenai besarnya penghasilan
b. Tingkat pemakaian barang
c. Kekayaan yang dimiliki orang tua
3. Komitmen membiayai pendidikan anak
a. Memberikan biaya pendidikan
b. Pemberian sarana untuk mendukung pendidikan anak
I. Metode Penelitian
1. Penentuan Populasi
Populasi adalah “ seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki” (Sutrisno Hadi, 1997:220). Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh objek atau penduduk atau apa saja yang dijadikan sumber data dalam sebuah penelitian. Populasi ini mencakup seluruh orang tua siswa Mts N Salatiga sejumlah 782 siswa.
2. Sampel
Dalam penelitian ini , peneliti tidak mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel akan tetapi mengambil sebagian dari populasi untuk dijadikan sampel.
Menurut Arikunto (1989:67) sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.
Dan dalam pengambilan jumlah sampel penelitian, peneliti merujuk kembali pendapat Arikunto (1989:120-121) sebagai berikut:
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10–15 % atau 20–25 % atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik”.
Karena MTs N Salatiga ada 21 kelas dengan perincian sebagai berikut:
a. Kelas VII berjumlah 7 kelas A-G
b. Kelas VIII berjumlah 7 kelas A-G
c. Kelas IX berjumlah 7 kelas A-G
Dari perincian di atas, kemudian penulis mengambil salah satu kelas yaitu kelas VIII A sebagai sampel penelitian dimana jumlah siswa dengan orang tua yang akan dijadikan sampel penelitian adalah sebnyak 42 siswa.
Sampel penelitian yang telah ditentukan digunakan dalam menentukan subjek penelitian. Maka dalam penelitian ini Peneliti menggunakan Penelitian Sampel yaitu “penelitian yang dilakukan hanya terdapat sebagian saja atau wakil dari populasi, akan tetapi hasil penelitiannya berlaku bagi semua subjek yang populasi tergabung sebagai populasi” (Arikunto, 1990:209).
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan data-data yang bisa dijadikan pendukung penelitian ini, peneliti menyebarkan angket kuisioner kepada siswa kelas VIII A supaya diserahkan kepada orang tua mereka masing-masing dan diisi.
Kemudian peneliti mencari tambahan data yang diperoleh dari pencatatan profil atau dokumen sekolah dan wawancara Wakil Kepala Sekolah dan Guru-guru MTs N salatiga.
b. Waktu Penelitian
Kemudian penelitian ini berjalan ketika layaknya siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar rutin yang dilakukan dalam sekolah. Untuk penyebaran angket dan penjelasannya, ketika awal masuk kelas setelah istirahat, sebelum guru memulai proses mengajarnya. Sedang dalam wawancara berlangsung pada Guru yang sedang dalam bebas tugas mengajar.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Observasi
Salah satu metode pengumpul data adalah metode observasi yaitu penyelidikan yang dijalankan secara sistematik dan sengaja dilakukan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian dan langsung ditangkap pada waktu kejadian (Walgito, 1995:49).
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang dapat diamati secara langsung seperti letak geografis, keadaan lingkungan serta fasilitas-fasilitas lainnya.
b. Metode Angket
Menurut Suharsini Arikunto (1991:124), yang dimaksud angket adalah: “Tehnik pengumpulan data yang diadakan dengan jalan mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”.
Dalam penelitian metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan variabel persepsi orang tua tentang BOS dan tingkat sosial-ekonomi mereka dengan variabel komitmen membiayai pendidikan anak. Metode angket yang digunakan adalah angket tertutup, dengan arti responden hanya tinggal memilih jawaban yang ada.
c. Metode interview (wawancara)
Interview dikenal pula dengan istilah wawancara adalah suatu proses tanya jawab lesan dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya (Sukandarrumidi, 2004:8).
Dengan metode ini, peneliti dapat secara langsung mengetahui keadaan persepsi orang tua dan siswa yang masih kurang perhatiannya oleh orang tua dalam segi biaya pendidikan melalui guru-guru dan siswa sendiri yang dapat dipercaya oleh peneliti.
Dari guru-guru dan siswa sendiri, peneliti dapat mengetahui bagaimana keadaan masing-masing tingkat kemampuan keluarga, seperti dengan mengetahui salah satu dari siswa yang masih belum bisa seperti teman-teman yang lain dalam hal kelengkapan, sarana, khas yang sulit bayar, dan lain-lain.
d. Metode Dokumentasi
“Dokumentasi adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan atau merekam keterangan mengenai peristiwa” (Surachmad, 1992:89).
Metode ini digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data atau mencatat dokumen yang sudah tersedia di objek penelitian tentang situasi umum.
5. Instrumen Pengumpulan Data
a. Angket
Untuk mendapatkan data yang terkait dengan variabel penelitian, peneliti menggunakan angket yang disusun berdasarkan definisi operasional dan indikatornya.
TABEL I
Variabel penelitian dan alat pengumpulan data
Variabel | Definisi operasional | Indikator | Alat pengumpul |
Persepsi orang tua tentang BOS | Pengetahuan dan tanggapan orang tua tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS). | 1. Pengetahuan orang tua tentang BOS 2. Tanggapan orang tua tentang BOS | Angket
Angket |
Tingkat ekonomi orang tua |
Tinggi rendahnya kedudukan orang tua mengenai besarnya penghasilan, tingkat pemakaian barang dan kekayaan yang dimilikinya. | 1. Tinggi rendahnya kedudukan orang tua mengenai besarnya penghasilan 2. Tingkat pemakaian barang 3.Kekayaan yang dimiliki |
Angket
Angket
Angket |
Komitmen membiayai pendidikan anak | Kesanggupan orang tua memberikan biaya dan sarana untuk mendukung pendidikan anak | 1. Kesanggupan memberikan biaya pendidikan 2. Kesanggupan memberikan sarana untuk pendidikan anak | Angket
Angket
|
b. Penyusunan angket
TABEL II
Penyusunan Angket
Variabel | Indikator | Jumlah Butir | Butir soal |
Persepsi orang tua tentang BOS | 1. Pengetahuan orang tua tentang BOS 2. Tanggapan orang tua tentang BOS | 4
4 | 1-4
5-8 |
Tingkat ekonomi orang tua | 1. Tinggi rendahnya kedudukan orang tua mengenai besarnya penghasilan 2. Tingkat pemakaian barang 3. Kekayaan yang dimiliki |
3
2
6
| 9-11
12-13
14-19 |
Komitmen membiayai pendidikan anak | 1.Kesanggupan memberikan biaya pendidikan 2.Kesanggupan memberikan sarana untuk mendukung pendidikan anak | 4
3 | 20-23
24-26 |
6. Metode Analisis data
1. Analisis Pendahuluan
Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel secara terpisah sehingga diketahui ciri-ciri masing-masing variabel penelitian, analisis ini menggunakan rumus prosentasi
P = x 100 %
Keterangan
P = Prosentase perolehan
F = Frekuensi mentah
N = Jumlah total responden
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh ketaatan beragama orang tua siswa terhadap motivasi belajar siswa. Untuk tujuan ini digunakan rumus Korelasi Parsial.
BISA HUBUNGI SAYA KALAU MAU TAHU
3. Analisis Lanjutan
- Apabila analisis data memperoleh t.01 maka analisis data tersebut signifikan.
- Apabila analisis data memperoleh t.05 maka analisis data tersebut non signifikan.
A. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah dimulai dari bab muka skripsi yang meliputi : halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, kata pengantar, motto, dan daftar isi. Selanjutnya bab isi atau batang tubuh skripsi meliputi :
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Landasan Teori
Berisi pengertian tentang:
A. Persepsi orangtua tentang BOS
B. Tingkat ekonomi orang tua: pengertian tingkat ekonomi, penghasilan dan pengeluaran atau pemakaian barang dalam keluarga
C. Komitmen membiayai anak: pengertian komitmen membiayai anak, kesanggupan memberikan sarana pendidikan untuk anak.
BAB III : Laporan Hasil Penelitian
Berisi tentang pembahasan kajian pustaka setiap variable, dan korelasi dari setiap variable tersebut.
BAB IV : Analisis Data
Dalam analisis data meliputi :
a. Analisis Pendahuluan
b. Analisis Uji Hipotesa
c. Analisis Lanjutan
BAB V : Kesimpulan, Saran dan Penutup
Dalam bab ini meliputi :
a. Kesimpulan
b. Saran–saran
c. Penutup